Pengertian TOGAF
TOGAF
merupakan sebuah framework untuk mengembangkan arsitektur
perusahaan. Framework ini dikeluarkan oleh The Open Group’s Architecture
Framework
pada tahun 1995.TOGAF
memberikan metode untuk membangun
dan mengelola serta mengimplementasikan arsitektur interprise dan sistem informasi yang disebut
dengan Architecture
Development Method (ADM)
(Open Group, 2009).
TOGAF ADM
ADM
merupakan
metodologi
lojik
dari
TOGAF yang terdiri
dari
delapa
fase
utama
untuk
pengembangan
dan
pemeliharaan
technical architecture dari oragnisasi.Metode
ini
juga
dibisa
digunakan
sebagai
panduan
atau
alat untuk merencanakan, merancang, mengembangkan
dan
mengimplementasikan
arsitektur
sistem
informasi
untuk
organisasi
(Yunis
dan
Surendro,
2008).
Prinsip TOGAF ADM
- Prinsip Enterprise, Pengembangan arsitektur yang dilakukan diharapkan mendukung seluruh bagian organisasi, termasuk
unit-unit organisasi yang membutuhkan.
- Prinsip Teknologi Informasi (IT),Lebih mengarahkan konsistensi penggunaan TI pada seluruh bagian
organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang akan menggunakan.
- Prinsip Arsitektur,Merancang arsitektur sistem berdasarkan kebutuhan proses bisnis dan bagaimana mengimplementasikannya.
Tahapan TOGAF ADM
- Preliminary Phase : Framework and Principles
Tahap
persiapan dalam proses perancangan, dimana dilakukan penyusunan framework dan
prinsip-prinsip arsitektur. Framework diuraikan dalam bentuk visi arsitektur,
sedangkan prinsip-prinsip diuraikan untuk masing-masing arsitektur yang dikaji
yaitu proses bisnis, data aplikasi dan teknologi
- Phase A : Architecture Design
Tahap
ini merupakan tahap pendefinisian kondisi
awal arsitektur bisnis,
menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Pada tahap ini tools dan metode umum untuk pemodelan seperti: BPMN, IDEF dan UML bisa digunakan untuk membangun model yang diperlukan
- Phase B : Business Architecture
Tahap ini adalah tahap
pendefinisian kondisi
awal arsitektur bisnis,
menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Pada tahap ini tools dan metode umum untuk pemodelan seperti: BPMN, IDEF dan UML bisa digunakan untuk membangun model yang diperlukan.
- Phase C: Information System Architecture
Pada tahap ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur sistem informasi dikembangkan. Pendefinisian arsitektur sisteminformasi dalam tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi.
- Phase D : Technology Architecture
Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan Technology Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan ini juga mempertimbangkan alternatifalternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi. Teknik yang digunakan meliputi Environment and Location Diagram, Network Computing Diagram, dan lainnya.
- Phase E : Opportunities and Solutions
Pada tahap ini lebih menekan pada manfaat yang diperoleh dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi, sehingga menjadi dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur yang akan diimplementasikan. Untuk memodelkan tahapan ini dalam rancangan bisa menggunakan teknik Project Context Diagram dan Benefit Diagram.
- Phase F : Migration Planning
Pada tahap ini ini
akan dilakukan penilaian dalam menentukan rencana migrasi dari suatu sistem informasi. Biasanya pada tahapan ini untuk pemodelannya menggunakaan matrik penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi terhadap impelemtasi sistem informasi
- Phase G : Implementation Governance
Pada
tahap ini dilakukan penyusunan rekomendasi
untuk pelaksanaan
tatakelola implementasi yang sudah dilakukan, tatakelola yang dilakukan meliputi tatakelola organisasi, tatakelola teknologi informasi, dan tatakelola arsitektur.
- Phase H : Architecture Change Management
Pada tahap ini dilakukan
penetapan rencana
manajemen arsitektur dari
sistem yang
baru dengan cara melakukan
pengawasan terhadap
perkembangan teknologi
dan perubahan
lingkungan organisasi, baik
internal maupun
eksternal serta menentukan
apakah akan
dilakukan siklus pengembangan
arsitektur enterprise
berikutnya.
- Requirements ManagementMerupakan tahapan
pendukung dalam ADM yang bertujuan untuk memastikan bahwa setiap tahapan
tervalidasi dan berdasarkan pada kebutuhan bisnis
Tahap persiapan dalam proses perancangan, dimana dilakukan penyusunan framework dan prinsip-prinsip arsitektur. Framework diuraikan dalam bentuk visi arsitektur, sedangkan prinsip-prinsip diuraikan untuk masing-masing arsitektur yang dikaji yaitu proses bisnis, data aplikasi dan teknologi
Tahap ini merupakan tahap pendefinisian kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Pada tahap ini tools dan metode umum untuk pemodelan seperti: BPMN, IDEF dan UML bisa digunakan untuk membangun model yang diperlukan
Tahap ini adalah tahap pendefinisian kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Pada tahap ini tools dan metode umum untuk pemodelan seperti: BPMN, IDEF dan UML bisa digunakan untuk membangun model yang diperlukan.
Pada tahap ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur sistem informasi dikembangkan. Pendefinisian arsitektur sisteminformasi dalam tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi.
Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan Technology Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan ini juga mempertimbangkan alternatifalternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi. Teknik yang digunakan meliputi Environment and Location Diagram, Network Computing Diagram, dan lainnya.
Pada tahap ini lebih menekan pada manfaat yang diperoleh dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi, sehingga menjadi dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur yang akan diimplementasikan. Untuk memodelkan tahapan ini dalam rancangan bisa menggunakan teknik Project Context Diagram dan Benefit Diagram.
Pada tahap ini ini akan dilakukan penilaian dalam menentukan rencana migrasi dari suatu sistem informasi. Biasanya pada tahapan ini untuk pemodelannya menggunakaan matrik penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi terhadap impelemtasi sistem informasi
Pada tahap ini dilakukan penyusunan rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola implementasi yang sudah dilakukan, tatakelola yang dilakukan meliputi tatakelola organisasi, tatakelola teknologi informasi, dan tatakelola arsitektur.
Pada tahap ini dilakukan penetapan rencana manajemen arsitektur dari sistem yang baru dengan cara melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal serta menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan arsitektur enterprise berikutnya.
No comments:
Post a Comment