Monday, March 24, 2014

TOGAF (The Open Group Architecture Framework)

Pengertian TOGAF 
TOGAF merupakan sebuah framework untuk mengembangkan arsitektur perusahaan. Framework ini dikeluarkan oleh The Open Group’s Architecture Framework pada tahun 1995.TOGAF memberikan metode untuk membangun dan mengelola serta mengimplementasikan arsitektur interprise dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM) (Open Group, 2009).

TOGAF ADM
ADM merupakan metodologi lojik dari TOGAF yang terdiri dari delapa fase utama untuk pengembangan dan pemeliharaan technical architecture dari oragnisasi.Metode ini juga dibisa digunakan sebagai panduan atau alat untuk merencanakan, merancang, mengembangkan dan mengimplementasikan arsitektur sistem informasi untuk organisasi (Yunis dan Surendro, 2008).

Prinsip TOGAF ADM 
  1. Prinsip EnterprisePengembangan arsitektur yang dilakukan diharapkan mendukung seluruh bagian organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang membutuhkan.
  2. Prinsip Teknologi Informasi (IT),Lebih mengarahkan konsistensi penggunaan TI pada seluruh bagian organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang akan menggunakan.
  3. Prinsip Arsitektur,Merancang arsitektur sistem berdasarkan kebutuhan proses bisnis dan bagaimana mengimplementasikannya.
Tahapan TOGAF ADM
  1. Preliminary Phase : Framework and Principles
    Tahap persiapan dalam proses perancangan, dimana dilakukan penyusunan framework dan prinsip-prinsip arsitektur. Framework diuraikan dalam bentuk visi arsitektur, sedangkan prinsip-prinsip diuraikan untuk masing-masing arsitektur yang dikaji yaitu proses bisnis, data aplikasi dan teknologi
  2. Phase A : Architecture Design
    Tahap ini merupakan tahap pendefinisian kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Pada tahap ini tools dan metode umum untuk pemodelan seperti: BPMN, IDEF dan UML bisa digunakan untuk membangun model yang diperlukan
  3. Phase B : Business Architecture
    Tahap ini adalah tahap pendefinisian kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Pada tahap ini tools dan metode umum untuk pemodelan seperti: BPMN, IDEF dan UML bisa digunakan untuk membangun model yang diperlukan.
  4. Phase C: Information System Architecture
    Pada tahap ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur sistem informasi dikembangkanPendefinisian arsitektur sisteminformasi dalam tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi.
  5. Phase D : Technology Architecture
    Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan Technology Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan ini juga mempertimbangkan alternatifalternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi. Teknik yang digunakan meliputi Environment and Location DiagramNetwork Computing Diagram, dan lainnya. 
  6. Phase E : Opportunities and Solutions
    Pada tahap ini lebih menekan pada manfaat yang diperoleh dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi, sehingga menjadi dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur yang akan diimplementasikan. Untuk memodelkan tahapan ini dalam rancangan bisa menggunakan teknik Project Context Diagram dan Benefit Diagram.
  7. Phase F : Migration Planning
    Pada tahap ini ini akan dilakukan penilaian dalam menentukan rencana migrasi dari suatu sistem informasi. Biasanya pada tahapan ini untuk pemodelannya menggunakaan matrik penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi terhadap impelemtasi sistem informasi
  8. Phase G : Implementation Governance
    Pada tahap ini dilakukan penyusunan rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola implementasi yang sudah dilakukan, tatakelola yang dilakukan meliputi tatakelola organisasi, tatakelola teknologi informasi, dan tatakelola arsitektur. 
  9. Phase H : Architecture Change Management
    Pada tahap ini dilakukan penetapan rencana manajemen arsitektur dari sistem yang baru dengan cara melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal serta menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan arsitektur enterprise berikutnya.
  10. Requirements ManagementMerupakan tahapan pendukung dalam ADM yang bertujuan untuk memastikan bahwa setiap tahapan tervalidasi dan berdasarkan pada kebutuhan bisnis





No comments:

Post a Comment